KATA
PENGANTAR
Puji dan syukur
penulis ucapkan kepada Allah SWT, Tuhan yang maha kuasa, karena berkat rahmat
dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ini. Penulis juga
bersyukur atas berkat rezeki dan kesehatan yang diberikan-Nya kepada penulis
sehingga penulis dapat mengumpulkan bahan-bahan materi makalah ini. Penulis
telah berusaha semampu penulis untuk menyelesaikan makalah ini.
Penulis sadar bahwa
makalah yang penulis buat ini masih jauh dari sempurna, karena itu penulis
mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk menyempurnakan makalah ini
menjadi lebih baik lagi. Oleh karena itu penulis mohon bantuan dari para
pembaca.
Demikianlah makalah
ini penulis buat, apabila ada kesalahan dalam penulisan, penulis mohon maaf
yang sebesar-besarnya dan sebelumnya penulis mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu demi menyelesaikan makalah ini dan penulis
mengucapkan terima kasih kepada Bapak yang memberkan materi ini.
Pasir
pengaraian, 02 april 2014
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................... i
DAFTAR ISI........................................................................................................ ii
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang................................................................................
1.2 Rumusan
Masalah...........................................................................
1.3 Tujuan.............................................................................................
BAB II. PEMBAHASAN
2.1 Pengertian bahan ajar......................................................................
2.2 Bentuk-bentuk bahan ajar...............................................................
2.3 Kriteria bahan ajar yang baik..........................................................
2.4 Fungsi penyusunan bahan ajar........................................................
2.5 Tujuan dan manfaat penyusunan bahan
ajar...................................
2.6 Prinsip-prinsip pemilihan bahan ajar...............................................
2.7 Langkah-langkah dalam pemilihan bahan
ajar................................
BAB III. PENUTUP
3.1 Kesimpulan.....................................................................................
3.2 Saran..............................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Bahan ajar
merupakan salah satu komponen sistem pembelajaran yang memegang peranan penting
dalam membantu siswa mencapai Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar atau
tujuan pembelajaran yang telah ditentukan.
Salah satu masalah penting yang
sering dihadapi oleh guru dalam kegiatan pembelajaran adalah memilih atau
menentukan bahan ajar atau materi pembelajaran yang tepat dalam rangka membantu
siswa mencapai kompetensi yang diharapkan. Hal ini disebabkan oleh kenyataan
bahwa dalam kurikulum atau silabus, materi bahan ajar hanya dituliskan secara
garis besar dalam bentuk materi pokok. Tugas guru adalah menjabarkan materi
pokok tersebut sehingga menjadi bahan ajar yang dikembangkan dan mudah dipahami
oleh siswa.
Dengan menerapkan bahan ajar yang
telah dikembangkan tersebut, diharapkan menjadi alternatif bagi guru dalam
menyampaikan suatu materi pembelajaran sehingga proses belajar mengajar akan
berjalan lebih baik dan bervariasi yang
pada akhirnya hasil belajar siswa juga ikut meningkat. maka dalam
makalah ini penulis akan membahas tentang bahan ajar yang merupakan bagian dari
hasil perencanaan seorang guru sebelum mengajar di kelas.
1.2
Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan bahan ajar?
2. Apa saja bentuk-bentuk bahan ajar?
3. Bagaimana kriteria bahan ajar yang
baik?
4. Apa fungsi penyusunan bahan ajar?
5. Apa tujuan dan manfaat penyusunan
bahan ajar?
6. Apa saja prinsip-prinsip pemilihan
bahan ajar?
7. Apa saja langkah-langkah dalam
pemilihan bahan ajar?
1.3
Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian bahan
ajar.
2. Untuk mengetahui bentuk-bentuk bahan
ajar.
3. Untuk mengetahui kriteria bahan ajar
yang baik.
4. Untuk mengetahui fungsi dari
penyusunan bahan ajar.
5. Untuk mengetahui tujuan dan manfaat
penyusunan bahan ajar.
6. Untuk mengetahui prinsip-prinsip pemilihan bahan ajar.
7. Untuk mengetahui langkah-langkah
dalam pemilihan bahan ajar
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian Bahan Ajar
Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk
membantu guru/ instruktur dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di
kelas. Bahan yang dimaksud bisa berupa bahan tertulis maupun bahan tidak
tertulis. (National Center for Vocational Education Research Ltd/National
Center for Competency Based Training).
Menurut Mulyasa (2006), bahan ajar atau materi pembelajaran
(instructional materials)
adalah pengetahuan, keterampilan dan sikap yang harus dipelajari siswa dalam
rangka mencapai standar kompetensi yang telah ditentukan. Secara terperinci,
jenis-jenis materi pembelajaran terdiri dari pengetahuan (fakta, konsep,
prinsip, prosedur), keterampilan dan sikap atau nilai. Sedangkan, menurut Gafur
(2004) bahan ajar adalah pengetahuan, keterampilan dan sikap yang harus
diajarkan oleh guru dan dipelajari oleh siswa. Bahan ajar tersebut berisi
materi pelajaran yang harus dikuasai oleh guru dan disampaikan kepada siswa.
Mulyasa (2006) juga menjelaskan bahwa bahan ajar
merupakan salah satu bagian dari sumber belajar yang dapat diartikan sesuatu
yang mengandung pesan pembelajaran, baik yang diniatkan secara khusus
maupun bersifat umum yang dapat dimanfaatkan untuk kepentingan pembelajaran.
Dengan kata lain bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk
membantu guru/instruktur dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelas.
Bahan yang dimaksud bisa berupa bahan tertulis maupun bahan tidak tertulis.
Bahan ajar mempunyai struktur dan urutan yang sistematis,
menjelaskan tujuan instruksional yang akan dicapai, memotivasi peserta didik
untuk belajar, mengantisipasi kesukaran belajar peserta didik sehingga
menyediakan bimbingan bagi peserta didik untuk mempelajari bahan tersebut,
memberikan latihan yang banyak, menyediakan rangkuman, dan secara umum
berorientasi pada peserta didik secara individual (learner oriented). Biasanya, bahan ajar bersifat mandiri,
artinya dapat dipelajari oleh peserta didik secara mandiri karena sistematis
dan lengkap.
2.2
Jenis-jenis Bahan Ajar
Menurut Mulyasa (2006), bentuk-bentuk bahan ajar atau
materi pembelajaran antara lain:
a. Bahan ajar cetak (Printed)
Bahan ajar cetak dapat ditampilkan
dalam berbagai bentuk. Jika bahan ajar cetak tersusun secara baik maka bahan
ajar akan mendatangkan beberapa keuntungan seperti yang dikemukakan oleh
Steffen Peter Ballstaedt, (1994) yaitu:
1) Bahan tertulis biasanya menampilkan
daftar isi, sehingga memudahkan bagi seorang guru untuk menunjukkan kepada
peserta didik bagian mana yang sedang dipelajari.
2) Biaya untuk pengadaannya relatif
sedikit.
3) Bahan tertulis cepat digunakan dan
dapat dipindah-pindah secara mudah.
4) Susunannya menawarkan kemudahan
secara luas dan kreativitas bagi individu.
5) Bahan tertulis relatif ringan dan
dapat dibaca di mana saja.
6) Bahan ajar yang baik akan dapat
memotivasi pembaca untuk melakukan aktivitas, seperti menandai, mencatat,
membuat sketsa
7) Bahan tertulis dapat dinikmati
sebagai sebuah dokumen yang bernilai besar
8) Pembaca dapat mengatur tempo secara
mandiri
Menurut Bandono (2009) penyusunan
bahan ajar cetak memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1) Susunan tampilan
2) Bahasa yang mudah
3) Menguji pemahaman
4) Stimulan
5) Kemudahan dibaca
6) Materi instruksional
Banyak
sekali jenis bahan ajar cetak yang bisa digunakan dalam proses pembelajaran,
antara lain adalah handout, modul, buku teks, lembar kegiatan siswa, model
(maket), poster dan brosur.
a) Handout
Menurut Andi
Prastowo handout merupakan bahan pembelajaran yang sangat ringkas, bersumber
dari beberapa literatur yang relevan terhadap kompetensi dasar dan materi pokok
yang diajarkan kepada peserta didik. Pada umumnya handout berfungsi untuk
membantu peserta didik agar tidak perlu mencatat, sebagai pendamping penjelasan
pendidik, sebagai bahan rujukan peserta didik, memotivasi peserta didik agar
lebih giat belajar, pengingat pokok-pokok materi yang diajarkan, memberi umpan
balik dan menilai hasil belajar.
b) Modul
Modul
adalah sebuah buku yang ditulis dengan tujuan agar peserta didik dapat belajar
secara mandiri tanpa atau dengan bimbingan guru, sehingga modul berisi paling
tidak tentang:








Pembelajaran
dengan modul juga memungkinkan peserta didik yang memiliki kecepatan tinggi
dalam belajar akan lebih cepat menyelesaikan satu atau lebih kompetensi dasar
dibandingkan dengan peserta didik lainnya. Selain itu, juga meningkatkan
kemampuan peserta didik untuk belajar sendiri tanpa tergantung kepaga kehadiran
pendidik.
c) Buku Teks
Buku
teks pelajaran pada umumnya merupakan bahan tertulis yang menyajikan ilmu
pengetahuan atau buah pikiran dari pengarangnya yang disusun secara sistematis
berdasarkan kurikulum yang berlaku. Buku teks berguna untuk membantu pendidik dalam
melaksanakan kurikulum karena disusun berdasarkan kurikulum yang berlaku,
menjadi pegangan guru dalam menentukan metode pengajaran dan memberikan
kesempatan bagi peserta didik untuk mengulangi pelajaran atau mempelajari
pelajaran baru.
d) Lembar Kegiatan
Siswa
Lembar kegiatan
siswa (student work sheet) adalah lembaran-lembaran berisi tugas yang
harus dikerjakan oleh peserta didik.
Lembar kegiatan biasanya berupa petunjuk atau langkah-langkah untuk
menyelesaikan suatu tugas. Suatu tugas
yang diperintahkan dalam lembar kegiatan harus jelas kompetensi dasar yang akan
dicapainya. LKS berfungsi untuk meminimalkan peran pendidik dan mengaktifkan
peran peserta didik, mempermudah peserta didik untuk memahami materi yang
diberikan dan kaya akan tugas untuk berlatih.
e)
Model (Maket)
Model (maket)
merupakan bahan ajar yang berupa tiruan benda nyata untuk menjembatani berbagai
kesulitan yang bisa ditemui, apabila menghadirkan objek atau benda tersebut
langsung ke dalam kelas, sehingga nuansa asli dari benda tersebut masih bisa
dirasakan oleh peserta didik tanpa mengurangi struktur aslinya, sehingga
pembelajaran menjadi lebih bermakna
f) Brosur
Brosur adalah
bahan informasi tertulis mengenai suatu masalah yang disusun secara bersistem
atau cetakan yang hanya terdiri atas beberapa halaman dan dilipat tanpa dijilid
atau selebaran cetakan yang berisi keterangan singkat tetapi lengkap tentang
perusahaan atau organisasi (Kamus besar Bahasa Indonesia, Edisi Kedua, Balai
Pustaka, 1996). Dengan demikian, maka brosur dapat dimanfaatkan sebagai bahan
ajar, selama sajian brosur diturunkan dari kompetensi dasar yang harus dikuasai
oleh siswa. Mungkin saja brosur dapat menjadi bahan ajar yang menarik, karena
bentuknya yang menarik dan praktis. Agar lembaran brosur tidak terlalu banyak,
maka brosur didesain hanya memuat satu kompetensi dasar saja. Ilustrasi dalam sebuah brosur akan menambah
menarik minat peserta didik untuk menggunakannya
g) Foto/Gambar
Foto/gambar
memiliki makna yang lebih baik dibandingkan dengan tulisan. Foto/gambar sebagai
bahan ajar tentu saja diperlukan satu rancangan yang baik agar setelah selesai
melihat sebuah atau serangkaian foto/gambar siswa dapat melakukan sesuatu yang
pada akhirnya menguasai satu atau lebih kompetensi dasar.
Menurut
Weidenmann dalam buku Lehren mit Bildmedien menggambarkan bahwa melihat sebuah
foto/gambar lebih tinggi maknanya dari pada membaca atau mendengar. Melalui
membaca yang dapat diingat hanya 10%, dari mendengar yang diingat 20%, dan dari
melihat yang diingat 30%. Foto/gambar
yang didesain secara baik dapat memberikan pemahaman yang lebih baik. Bahan
ajar ini dalam menggunakannya harus dibantu dengan bahan tertulis. Bahan
tertulis dapat berupa petunjuk cara menggunakannya dan atau bahan tes
b. Bahan Ajar Dengar (Audio)
Bahan ajar audio merupakan salah satu bahan
ajar noncetak yang didalamnya mengandung suatu sistem yang menggunakan sinyal
audio secara langsung, yang dapt dimainkan atau diperdengarkan oleh pendidik
kepada peserta didiknya guna membantu mereka menguasai kompetensi tertentu. Jenis-jenis
bahan ajar audio ini antara lain adalah radio, kaset MP3, MP4, sounds
recorder dan handphone. Bahan ajar ini mampu menyimpan suara yang
dapat diperdengarkan secara berulang-ulang kepada peserta didik dan biasanya
digunakan untuk pelajaran bahasa dan musik.
c. Bahan Ajar Pandang Dengar (Audiovisual)
Bahan ajar pandang dengar
merupakan bahan ajar yang mengombinasikan dua materi, yaitu visual dan auditif.
Materi auditif ditujukan untuk merangsang indra pendengaran sedangkan visual
untuk merangsang indra penglihatan. Dengan kombinasi keduanya, pendidik dapat
menciptakan proses pembelajaran yang lebih berkualitas.
Hal itu berdasarkan bahwa peserta didik
cenderung akan lebih mudah mengingat dan memahami suatu pelajaran jika mereka
tidak hanya menggunakan satu jenis indra saja, apalagi jika hanya indra
pendengaran saja.
Bahan ajar pandang dengar mampu memperlihatkan secara nyata sesuatu
yang pada awalnya tidak mungkin bisa dilihat di dalam kelas menjadi mungkin
dilihat. Selain itu juga dapat membuat efek visual yang memungkinkan peserta
didik memperkuat proses belajar. Bahan ajar pandang dengar antara lain adalah
video dan film.
d. Bahan Ajar Interaktif (Interactive Teaching Material)
Bahan ajar interaktif adalah bahan ajar yag
mengombinasikan beberapa media pembelajaran (audio, video, teks atau grafik)
yang bersifat interaktif untuk mengendalikan suatu perintah atau perilaku alami
dari suatu presentasi. Bahan ajar interaktif memungkinkan terjadinya hubungan
dua arah antara bahan ajar dan penggunanya, sehinnga peserta didik akan
terdorong untuk lebih aktif.
Bahan ajar interaktif dapat ditemukan dalam
bentuk CD interaktif, yang dalam proses pembuatan dan penggunaannya tidak dapat
trelepas dari perangkat komputer. Maka dari itu, bahan ajar interaktif juga
termasuk bahan ajar berbasis komputer.
2.3
Kriteria Bahan Ajar yang Baik
Bahan ajar yang baik dan menarik mempersyaratkan penulisan
yang menggunakan ekspresi tulis yang efektif. Ekspresi tulis yang baik akan
dapat mengkomunikasikan pesan, gagasan, ide, atau konsep yang disampaikan dalam
bahan ajar kepada pembaca/pemakai dengan baik dan benar. Ekspresi tulis juga
dapat menghindarkan salah tafsir atau pemahaman.
Bahan ajar yang diberikan kepada siswa haruslah bahan ajar
yang berkualitas. Bahan ajar yang berkualitas dapat menghasilkan siswa yang
berkualitas, karena siswa mengkonsumsi bahan ajar yang berkualitas. Menurut
Furqon (2009) dalam bahan ajar yang baik harus memenuhi
beberapa kriteria sebagai berikut:




Sedangkan menurut Anonim (2009) dalam pengembangan bahan
ajar, maka bahan ajar harus memiliki beberapa kriteria sebagai berikut:






2.4
Fungsi Bahan Ajar
Bahan ajar memiliki fungsi strategis
bagi proses pembelajaran yang dapat membantu guru dan siswa dalam kegiatan
pembelajaran, sehingga guru tidak terlalu banyak menyajikan materi. Di samping
itu, bahan ajar dapat menggantikan sebagian peran guru dan mendukung
pembelajaran individual. Hal ini akan memberi dampak positif bagi guru, karena
sebagian waktunya dapat dicurahkan untuk membimbing belajar siswa. Dampak
positifnya bagi siswa, dapat mengurangi ketergantungan pada guru dan
membiasakan belajar mandiri. Hal ini juga mendukung prinsip belajar sepanjang hayat (life
long education).
Menurut Anonim fungsi bahan ajar adalah sebagai motivasi
dalam proses kegiatan belajar mengajar yang lakukan oleh guru dengan materi
pembelajaran yang kontekstual agar siswa dapat melaksanakan tugas belajar
secara optimal. Sedangkan menurut Furqon bahan ajar berfungsi sebagai berikut:
· Pedoman bagi Guru yang akan
mengarahkan semua aktivitasnya dalam proses pembelajaran, sekaligus merupakan
substansi kompetensi yang seharusnya diajarkan/dilatihkan kepada siswanya.
· Pedoman bagi Siswa yang akan
mengarahkan semua aktivitasnya dalam proses pembelajaran, sekaligus merupakan
substansi kompetensi yang seharusnya dipelajari/dikuasainya.
· Alat evaluasi pencapaian/penguasaan
hasil pembelajaran
· Membantu guru dalam kegiatan belajar mengajar
· Membantu siswa dalam proses belajar
· Sebagai perlengkapan pembelajaran
untuk mencapai tujuan pelajaran
· Untuk menciptakan lingkungan /
suasana balajar yang kondusif
2.5
Tujuan dan Manfaat Penyusunan Bahan
Ajar
a.
Tujuan Penyusunan Bahan Ajar
Tujuan dari penyusunan bahan ajar adalah :
a)
Menyediakan bahan ajar yang sesuai dengan tuntutan kurikulum
dengan mempertimbangkan kebutuhan pesrta didik, yakni bahan ajar yang sesuai
dengan karakteristik dan setting atau lingkungan sosial peserta didik.
b) Memudahkan guru dalam melaksanakan
pembelajaran.
c)
Mambantu peserta didik dalam memperoleh alternatif bahan
ajar disamping buku-buku teks yang terkadang sulit diperoleh.
b.
Manfaat Penyusunan Bahan Ajar bagi
Guru dan Pesetra Didik
a) Manfaat bagi guru
· Diperoleh bahan ajar yang sesuai
dengan tuntutan kurikulum dan sesuai dengan kebutuhan belajar peserta didik
· Tidak lagi tergantung kepada buku
teks yang terkadang sulit untuk dipeoleh.
· Memperkaya karena dikembangkan
dengan menggunakan berbagai referensi.
· Menambah khasanah pengetahuan dan
pengalaman guru dalam menulis bahan ajar.
· Membangun komunikasi pembelajaran
yang efektif antara guru dan peserta didik karena peserta didik akan merasa
lebih percaya kepada gurunya.
· Menambah angka kredit jika
dikumpulkan dan diterbitkan.
b) Manfaat bagi peserta didik.
· Kegiatan pembelajaran menjadi lebih
menarik
· Kesempatan untuk belajar secara
lebih mandiri dan mengurangi ketergantungan terhadap kehadiran guru.
· Menadapatkan kemudahan dalam
mempelajari setiap kompetensi yang harus dikuasainya.
2.6
Prinsip-prinsip Pemilihan Bahan Ajar
Ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam
penyusunan bahan ajar atau materi pembelajaran, yaitu:
1.
Prinsip relevansi
Prinsip relevansi artinya keterkaitan. Materi pembelajaran
hendaknya relevan atau ada kaitannya dengan pencapaian standar kompetensi dan
kompetensi dasar. Misalnya, jika kompetensi yang diharapkan dikuasai siswa
berupa menghafal fakta, maka materi pembelajaran yang diajarkan harus berupa
fakta atau bahan hafalan.
2.
Prinsip konsistensi
Prinsip konsistensi artinya keajegan. Jika kompetensi dasar
yang harus dikuasai siswa empat macam, maka bahan ajar yang harus diajarkan
juga harus meliputi empat macam. Misalnya kompetensi dasar yang harus dikuasai
siswa adalah pengoperasian bilangan yang meliputi penambahan, pengurangan,
perkalian, dan pembagian, maka materi yang diajarkan juga harus meliputi teknik
penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian.
3.
Prinsip kecukupan
Prinsip kecukupan artinya materi yang diajarkan hendaknya
cukup memadai dalam membantu siswa menguasai kompetensi dasar yang diajarkan.
Materi tidak boleh terlalu sedikit, dan tidak boleh terlalu banyak. Jika
terlalu sedikit akan kurang membantu mencapai standar kompetensi dan kompetensi
dasar. Sebaliknya, jika terlalu banyak akan membuang-buang waktu dan tenaga
yang tidak perlu untuk mempelajarinya.
2.7
Langkah-langkah dalam Pemilihan
Bahan Ajar
Materi pembelajaran yang dipilih untuk diajarkan oleh guru
dan harus dipelajari siswa hendaknya berisikan materi atau bahan ajar yang
benar-benar menunjang tercapainya standar kompetensi dan kompetensi dasar.
Secara garis besar langkah-langkah pemilihan bahan ajar meliputi:
1. Mengidentifikasi aspek-aspek yang
terdapat dalam standar kompetensi dan kompetensi dasar yang menjadi acuan atau
rujukan pemilihan bahan ajar.
Sebelum menentukan materi pembelajaran terlebih dahulu perlu
diidentifikasi aspek-aspek standar kompetensi dan kompetensi dasar yang harus
dipelajari atau dikuasai siswa. Aspek tersebut perlu ditentukan, karena setiap
aspek standar kompetensi dan kompetensi dasar memerlukan jenis materi yang
berbeda-beda dalam kegiatan pembelajaran. Sejalan dengan berbagai jenis aspek
standar kompetensi, materi pembelajaran juga dapat dibedakan menjadi jenis
materi aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Materi pembelajaran aspek
kognitif secara terperinci dapat dibagi menjadi empat jenis, yaitu: fakta,
konsep, prinsip dan prosedur (Reigeluth, 1987). Materi
jenis fakta adalah
materi berupa nama-nama objek, nama tempat, nama orang, lambang, peristiwa
sejarah, nama bagian atau komponen suatu benda, dan lain sebagainya. Materi
konsep
berupa pengertian, definisi, hakekat, inti isi. Materi
jenis prinsip
berupa dalil, rumus, postulat adagium, paradigma, teorema. Materi
jenis prosedur
berupa langkah-langkah mengerjakan sesuatu secara urut, misalnya
langkah-langkah menelpon, cara-cara pembuatan telur asin atau cara-cara
pembuatan bel listrik. Materi pembelajaran
aspek afektif
meliputi: pemberian respon, penerimaan (apresisasi), internalisasi, dan
penilaian. Materi pembelajaran aspek motorik terdiri dari gerakan awal, semi
rutin, dan rutin.
2. Mengidentifikasi jenis-jenis materi
bahan ajar sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar.
Materi yang akan diajarkan perlu diidentifikasi apakah
termasuk jenis fakta, konsep, prinsip, prosedur, afektif, atau gabungan lebih
daripada satu jenis materi. Dengan mengidentifikasi jenis-jenis materi yang
akan diajarkan, maka guru akan mendapatkan kemudahan dalam cara mengajarkannya.
Setelah jenis materi pembelajaran teridentifikasi, langkah berikutnya adalah
memilih jenis materi tersebut yang sesuai dengan standar kompetensi atau
kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa. Identifikasi jenis materi
pembelajaran juga penting untuk keperluan mengajarkannya. Sebab, setiap jenis
materi pembelajaran memerlukan strategi pembelajaran atau metode, media, dan
sistem evaluasi/penilaian yang berbeda-beda. Misalnya, metode mengajarkan
materi fakta atau hafalan adalah dengan menggunakan “jembatan keledai”,
“jembatan ingatan” (mnemonics), sedangkan metode untuk
mengajarkan prosedur adalah “demonstrasi”.
3. Memilih bahan ajar yang sesuai atau
relevan dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang telah
teridentifikasi
4. Memilih sumber bahan ajar.
Setelah jenis materi ditentukan langkah berikutnya adalah
menentukan sumber bahan ajar. Materi pembelajaran atau bahan ajar dapat kita
temukan dari berbagai sumber seperti buku pelajaran, majalah, jurnal, koran,
internet, media audiovisual, dsb.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Bahan ajar
merupakan salah satu komponen sistem pembelajaran yang memegang peranan penting
dalam membantu siswa mencapai Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar atau
tujuan pembelajaran yang telah ditentukan.
Dengan menerapkan bahan ajar yang
telah dikembangkan tersebut, diharapkan menjadi alternatif bagi guru dalam
menyampaikan suatu materi pembelajaran sehingga proses belajar mengajar akan
berjalan lebih baik dan bervariasi yang
pada akhirnya hasil belajar siswa juga ikut meningkat. maka dalam
makalah ini penulis akan membahas tentang bahan ajar yang merupakan bagian dari
hasil perencanaan seorang guru sebelum mengajar di kelas.
3.2 Saran
Guru sebagai pengembang bahan ajar hendaknya mengetahui
tentang apa dan bagaimana yang ingin dikembangkan sesuai standar kompetensi dan
kompetensi dasar atau tujuan yang telah ditentukan sehingga hasil bahan ajar
yang dikembangkan guru dapat membantu siswa dalam memahami pelajaran dan
meningkatkan hasil belajar siswa.
DAFTAR
PUSTAKA